Rabu, 22 Mei 2013

INSULASI ATAP MENEPIS DAN MENYERAP PANAS

Insulasi Atap, Menepis dan Menyerap Panas

Sekarang kita mulai memasuki musim kemarau. Pada musim ini problem utama yang biasa terjadi di rumah adalah hawa panas. Salah satu sumber panas itu adalah atap. Penutup atap yang terkena sinar matahari meneruskan panas yang diterimanya ke dalam ruang melalui plafon. Rekayasa desain seperti membuat ventilasi di plafon dan di dalam rumah bisa membantu mengurangi atau melepaskan panas itu. Cara lain dengan memilih material bangunan yang mampu menangkal panas seperti insulasi.

Selain menepis dan menyerap panas, sebagian produk insulasi juga menyerap suara
Sejak 8 – 10 tahun terakhir lapisan insulasi mulai banyak diaplikasikan pada rumah tinggal, termasuk rumah-rumah yang dibangun developer. Material berbentuk gulungan atau lembaran itu digelar di atas rangka atap sebelum ditutup dengan penutup atap. Bahan insulasi macam-macam mulai dari plastik, kertas, busa, pholyethelene, sampai polyester. Bahan-bahan itu didesain begitu rupa dan dilapisi lagi dengan kertas alumunium sehingga mampu menyerap dan merefleksikan panas.


Aluminium, Bahan Terbaik Insulasi

Menurut Edwin Hermawan, Marketing Manager PT Solartek, distributor produk insulasi Air-cell (Australia), aluminium adalah bahan terbaik setelah emas dan perak dalam memantulkan panas. “Aluminium murni akan memantulkan radiasi panas hingga 97 persen,” katanya. Air-cell terbuat dari LDPE (low density polyethylene) dilapisi aluminium foil di bagian atas dan bawahnya (sandwich).
Bahan LDPE didesain berongga-rongga untuk memerangkap radiasi panas sehingga tidak mengalir ke ruang di bawahnya. Sedangkan struktur foil aluminiumnya yang terbuat dari 99,40 persen pure aluminium dirancang berbentuk anyaman (web) agar lebih kuat dan tahan robek atau tarikan saat dipasang.

Aneka Produk Insulasi
Polynum, produk insulasi lain asal Jerman, juga dibuat berongga-rongga ditambah lapisan alumunium di atasnya sehingga disebut sebagai buble reflective insulation. “Aluminium memantulkan sebagian besar panas. Panas yang masuk diserap dan disimpan di dalam rongga sehingga yang diteruskan ke dalam rumah kecil sekali,” jelas Wawan, Business Representative PT Batara Surya Semesta, distributor Polynum.
Sementara Hilon Insulation menggunakan bahan dasar polyester (seperti bahan dakron yang biasa digunakan pada kasur atau bantal) yang bagian atasnya dilaminating dengan aluminium setebal 30 mikron tahan api. “Kelebihan polyester selain menyerap panas juga meredam suara hingga 20-25 decibel,” kata M Tohir, Marketing Supervisor PT Hilon.

Aplikasi
Air-cell, Hilon, dan Polynum dijual dalam bentuk gulungan (roll). Pemasangan dilakukan antara kaso dan reng secara menyeluruh sebelum ditutup dengan penutup atap. Bila atap menggunakan rangka baja ringan, bahan insulasi diaplikasikan dengan baut reng. Kalau memakai rangka kayu dipasangkan dengan gun stapler yang ditembakan ke kayu atau dipaku.
Pemasangan dilakukan secara horizontal mengikuti bentuk atap dengan sedikit overlapping (3 – 5 cm) antara ujung lembaran yang satu dan yang lain. Bagian yang overlapping diberi aluminium tape sehingga tidak terlihat ada sambungan. Pastikan gulungan pertama dan kedua sejajar karena kalau berselisih satu milimeter saja, selisih di bagian ujung bisa mencapai 10 cm.
Pemasangan sebaiknya direntang hingga ke talang agar bila terjadi kebocoran air mengalir ke talang dan tidak jatuh ke eternit. “Dengan cara itu insulasi memiliki fungsi plus selain sebagai penolak panas juga sebagai anti bocor,“ kata Edwin. Bila terdapat sobekan kecil pada insulasi bisa ditambal dengan aluminium tape. Tapi, kalau sobekannya cukup besar, mesti diganti per dudukan kuda-kuda reng. Saat memasang sangat dianjurkan memakai kaca mata hitam karena pantulan lapisan aluminiumnya menyilaukan.

Sumber : Sumber : Housing-Estate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar